Tuesday, November 18, 2008

Palestina Belajar Open Source dari Indonesia

Indonesia memberi pelatihan pengembangan perangkat lunak open source kepada negeri yang selalu dilanda konflik, Palestina.

"Negara kita dianggap cukup maju di bidang pengembangan open source, Palestina meminta Indonesia memberi pelatihan mengenai ini dan telah mengirimkan satu delegasinya," kata Staf Ahli Menristek bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Prof Dr Engkos Koswara di Jakarta, Kamis (13/11). Program pelatihan ini, urainya, berlangsung dalam jangka waktu lima tahun sejak 2008 hingga 2012.

Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Kementrian Riset dan Teknologi Kemal Prihatman mengatakan, kerjasama pelatihan ini diawali oleh adanya kesepakatan tingkat tinggi (antar kepala negara) agar negara-negara Islam memberi dukungan pada pembangunan di Palestina dalam bentuk apapun.

Kementerian Ristek, lanjut Kemal, kemudian mengajukan program peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia di bidang Teknologi Informasi, khususnya dalam pengembangan Open Source di mana Palestina menyambut baik tawaran tersebut.

Menurut Kemal, gerakan pengembangan open source di dunia saat ini cukup pesat, khususnya di negara-negara berkembang yang sedang bertekad mengatasi masalah pembajakan di dalam negerinya, sekaligus melepas ketergantungan terhadap perangkat lunak berlisensi (proprietari).

"Migrasi ke open source jelas berdampak pada kemajuan ekonomi suatu negara meski sulit diukur, paling sedikit bisa menghemat devisa negara yang harus dikeluarkan untuk membeli software proprietari bagi kantor-kantor pemerintah," katanya.

Menurut dia, suatu negara sedikitnya harus mengeluarkan biaya perangkat lunak 300 dollar AS untuk setiap personal komputer di kantor-kantor pemerintahan.

"Itu hanya untuk software standar seperti sistem operasi, office dan antivirus, belum termasuk aplikasi lainnya yang harganya mencekik. Hitung saja jika di sebuah negara ada ribuan komputer," katanya.

Selain itu, kata Engkos, dengan menggunakan open source, masyarakat diajarkan untuk menyelami kode-kode yang ada dalam suatu program perangkat lunak lalu belajar memodifikasinya sendiri untuk berbagai fungsi lain.

"Dengan open source, India bisa menyulap negaranya yang sebelumnya sebagai "pembeli" menjadi "penjual". Indonesia ingin seperti itu juga," katanya

0 comments:

Angel Save Knight Man in 1995 - Linux, Blogger, Marketing, Business, Internet | Template by - Abdul Munir - 2008